Wow! Selain Sirup, Siswa SMPN di Plered Ubah Buah Markisa Jadi Kerupuk Hingga Masker Kumis


Reksaradio.com
- Kreativitas siswa SMPN1 Plered mengunjuk kebolehan menciptakan sirup dari bahan dasar buah Markisa. 

Dipilihnya tanaman itu selain mudah tumbuh, pengelolahannya pun tidak terlalu rumit dibanding tanaman lainnya.

SMPN1 Plered ini termasuk salah satu sekolah adiwiyata (berwawasan lingkungan). Dengan julukan demikian, sekolah ini memanfaatkan sampah bernilai ekonomis. Bahkan, pekarangan sekolah pun disulap menjadi nilai ekonomis.

“Salah satunya, kami menanam buah markisa di pekarangan sekolah dengan bibit bermutu. Meski tak memiliki areal yang luas, ternyata buah markisa bisa tumbuh di sekolah ini,” kata Ibu Yova salah satu guru pembimbing siswa, disela-sela mengenalkan produk dengan didampingi kepala dinas pendidikan Kabupaten Purwakarta, saat dihubungi via telepon (30/09/22)

H. Iwan Hidayat Angga, selaku kepala sekolah mengatakan untuk penanaman tidak sulit, hanya saja tanaman ini harus dibuatkan tiang rambatan yang dimanfaatkan sekitar pekarangan sekolah.

“Tiang rambatan yang baik, menggunakan pucuk bambu tanpa kawat karena bisa merangsang pertumbuhan markisa serta jumlah buahnya,” katanya.

Setelah proses penanaman, markisa harus dipelihara. Walaupun termasuk mudah tumbuh, namun untuk hasil yang optimal markisa juga membutuhkan pemeliharaan khusus.

“Pemupukan, pemeliharaan utama agar markisa tumbuh subur. Alhamdulillah, kami pun kini bisa menikmati panen buah markisa,” ungkapnya.

Tak hanya menikmati buah markisa, para guru-guru pun berinisiatif mengolahnya menjadi sirup markisa, serta kulit buah markisa ini juga di olah menjadi kerupuk dan masker kumis. Ini tentunya melibatkan para siswa.

“Biasanya diselipkan dalam mata pelajaran keterampilan dalam pengolahan markisa. Semuanya otodidak dan ide guru-guru,” ujarnya.

Ibu Yova mengatakan bahkan untuk packaging pun hanya otodidak dari para guru-guru dan ditularkan ke siswa.
 

“Ini salah satu upaya kami menularkan ke siswa akan ilmu enterpreneurship,” tuturnya.

Untuk sementara ini hasil karya dari anak didik ini dipasarkan ke orangtua siswa dan para guru-guru.

“Jika ada pemesanan kami siap memproduksi lagi,” tukasnya. (Fr)