Pemerintah: Waspada Corona, Ancaman DBD Menghadang

Ilustrasi - DBD (foto: net)
ReksaRadio.com - Ditengah pandemi corona saat ini, penyakit demam berdarah dengue (DBD) mengancam menjelang masa pancaroba. Pemerintah mengingatkan bahaya DBD sama dengan bahaya virus Corona dengan angka kematian cukup tinggi.

Juru Bicara Pemerintah Terkait Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, mengingatkan soal ancaman bahaya DBD dalam tayangan langsung yang disiarkan melalui akun YouTube BNPB, Selasa (7/4/2020).
Dalam hal ini Achmad Yurianto meminta masyarakat tetap menjaga kebersihan rumah

"Mari bersama dengan keluarga kita berantas sarang nyamuk, karena ini adalah periode-periode musim pancaroba yang secara klasik akan disertai dengan munculnya kasus demam berdarah yang cukup banyak," kata Yuri.


Yuri mengatakan bahaya DBD sama dengan virus Corona. Sebab, itu bisa berdampak kematian yang cukup tinggi.


"Kita harus menyadari bersama demam berdarah dan COVID-19 adalah sesuatu yang sangat rawan terjadi dan memiliki angka kematian yang cukup tinggi," ujarnya.

Lebih lanjut, dia mengimbau masyarakat tetap berada di rumah. Yuri menyarankan warga untuk sementara berkomunikasi melalui telepon.


Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, tercatat ada 16.099 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia selama periode Januari hingga awal Maret 2020. Seratus orang di antaranya meninggal dunia.


"Kasus 16.099 dengan kematian 100 untuk nasional. Upaya yang dilakukan mendorong peningkatan kegiatan preventif," kata Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi, seperti dilansir Antara pada Selasa, 10 Maret 2020.

Selain itu, pemerintah sudah melakukan antisipasi jika terjadi peningkatan kasus DBD di beberapa daerah.Peningkatan upaya preventif itu berupa pemberantasan sarang nyamuk, baik di rumah, sekolah, maupun rumah ibadah.


Pemerintah akan mengambil langkah untuk memastikan logistik untuk tes DBD mencukupi, selain persediaan abate, insektisida, serta larvasida.

"Menyiagakan rumah untuk antisipasi peningkatan kasus DBD dan memastikan cairan dan alat infus tersedia," ujar dia, merinci langkah preventif apa saja yang sudah dilakukan pemerintah untuk menghadapi wabah DBD.


Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto juga telah melakukan kunjungan ke provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yang memiliki banyak jumlah kasus DBD.


Kabupaten Sikka di NTT sudah mendeklarasikan DBD sebagai kejadian luar biasa sejak Januari 2020 dan diperpanjang hingga saat ini. 


Menurut Menkes, ada 1.190 kasus DBD di Sikka dan 13 orang di antaranya meninggal dunia akibat penyakit tersebut.