Nadiem Makarim Dukung Kebijakan Pemda Meliburkan Sekolah

Nadiem Makarim (foto:net)
ReksaRadio.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mendukung kebijakan pemerintah daerah (pemda) yang meliburkan sekolah karena penyebaran virus corona Covid 19 yang semakin mengkhawatirkan.

“Dampak penyebaran Covid-19 akan berbeda dari satu wilayah dengan wilayah lainnya. Kami mendukung kebijakan (meliburkan sekolah) yang diambil pemda,” ujar Nadiem seperti dikutip Antara, Minggu (15/3).

Dia menegaskan, bahwa keamanan dan keselamatan peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan harus menjadi prioritas yang utama. Bahkan, dia mendukung penundaan Ujian Nasional (UN) jika memang diperlukan. Selain itu Nadiem mengapresiasi langkah proaktif yang dilakukan di semua lini pemerintahan daerah serta swasta.

“Kemendikbud siap dengan semua skenario, termasuk penerapan bekerja bersama-sama untuk mendorong pembelajaran secara daring (dalam jaringan/online) untuk siswa,” ujarnya.

Kemendikbud mengembangkan aplikasi pembelajaran jarak jauh berbasis portal dan android Rumah Belajar. Portal Rumah Belajar tersebut dapat diakses di laman belajar.kemdikbud.go.id.

Beberapa fitur unggulan yang dapat diakses oleh peserta didik dan guru, di antaranya Sumber Belajar, Kelas Digital, Laboratorium Maya, dan Bank Soal.

Rumah Belajar dapat dimanfaatkan oleh siswa dan guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) sederajat.

Sejumlah pemerintah daerah meliburkan sekolah selama 14 hari karena khawatir dengan penyebaran Covid-19 seperti DKI Jakarta, dan Jawa Barat.

“Menutup semua sekolah di lingkungan provinsi DKI Jakarta dan akan melakukan proses belajar-mengajar melalui metode jarak jauh. Dan bagi peserta ujian nasional yang akan berlangsung Senin esok juga diputuskan ditunda,” kata Anies dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (14/3).

Senada, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pagi ini, Minggu (15/3), juga mengumumkan bahwa kegiatan belajar mengajar di sekolah di seluruh Jawa Barat ditiadakan, dan diganti dengan belajar di rumah melalui kurikulum yang telah disiapkannya bersama dinas pendidikan.

"Kami kemarin seharian berkoordinasi dengan para Bupati/Wali kota, sekda (sekretaris daerah) terkait sekolah di rumah. Kami umumkan, konsepnya bukan libur, tapi bersekolah di rumah," tegasnya dalam konferensi pers di Bandung.