Keren..! SD Negeri 8 Kahuripan Pajajaran Purwakarta Sulap Sampah Jadi Eco Brick

Para siswa SD Negeri 8 Kahuripan Pajajaran Purwakarta praktik daur ulang sampah (foto: net)
Purwakarta, ReksaRadio.com - Sampah merupakan masalah serius dan juga masalah sosial, ekonomi, dan budaya di tanah air. Kampanye pengurangan dan pengendalian kemasan plastik pun terus digelorakan di sejumlah daerah, termasuk di Kabupaten Purwakarta.

Seperti halnya yang dilakukan SD Negeri 8 Kahuripan Pajajaran Purwakarta misalnya, para siswa praktik daur ulang sampah pada giat lokakarya pengolahan sampah organik dan anorganik aula sekolah itu, Rabu (05/2/2020).

Dalam pengelolaan daur ulang sampah ini pendiri Self Learning Institute, Muhammad Efrizal bertindak sebagai fasilitator. Para siswa dan guru saling bahu-membahu mengerjakan aplikasi daur ulang sampah organik dan anorganik.

"Saya aplikasi daur ulang yang mudah dikerjakan, yaitu eco-brick dan tong komposter," ujar pria akrab disapa Rizal itu.

Rizal pun menjelaskan, eco brick adalah bata yang dapat digunakan untuk konstruksi, terbuat dari sampah anorganik namun bukan bahan alami. 


"Sementara tong komposter adalah aplikasi untuk membuat kompos dari sampah organik," ucapnya.

Ia menambahkan, melalui aplikasi eco brick memudahkan praktik daur ulang sampah. Pada prinsipnya daur ulang sampah harus dilakukan sebagai langkah nyata untuk menyelamatkan lingkungan, lebih khusus dari persoalan sampah.

"Sampah merupakan masalah nyata yang mengancam lingkungan kita. Jika tidak ditangani secara serius, maka akan menjadi ancaman dikemudian hari," tutur Rizal.

Ia menyebutkan, sampah konveksi seperti kain sulit teruraikan, umumnya para pelaku konveksi mengatasinya dengan cara dibakar.

Menurutnya, langkah itu dinilai kurang baik, karena selain menyebabkan polusi udara juga dalam jangka panjang akan menyebabkan pemanasan global.

"Ya, Salah satu solusi penanganannya adalah dengan membuat eco-brick. Bahan kain sangat cepat dipadatkan dalam botol plastik," ucapnya.

Ditempat yang sama, menurut salah salah satu guru Firda Desriyani, mengatakan, melalui kegiatan lokakarya diharapkan para siswa lebih mengetahui akan bahaya sampah, sehingga para siswa memiliki kesadaran yang tinggi terhadap problem lingkungan.

"Alhamdulilah, baru sehari digerakkan, sampah yang ada di lingkungan sekolah bersih. Tidak hanya itu, sampah yang ada sekarang bisa didaur ulang," pungkas dia.